"Kami tersentuh. Kami menghampiri Jimbron dan memeluknya. Jimbron yang berhati lunak dan putih. Dahulu, dengan penuh semangat, dia memesan dua tabung kuda melalui mualim di Jakarta, dan sempat kami ketawakan ketika tabung kuda itu datang. Ditabungnya upah bekerja keras paling tidak selama dua tahun. Diisinya dua tabung itu dengan rata. Tidak sepatah kata pun sempat dia ucapkan maksudnya. Kini diberikannya masing-masing untuk kami. Itulah pengorbanan Jimbron untuk kami. Kami berjanji akan menuliskan namanya di tanah, di bangunan, di pohon, di jalan, ke mana pun kami pergi"
Mukasurat 187. Mozek 16. Ciputat.
Mukasurat 187. Mozek 16. Ciputat.
1 comment:
tentu cerita ini bagus kesudahannya.
saya dah jawab pantun awak di entri terdahulu.
Post a Comment